"MUDIK"

sudah puluhan lebaran (idul fitri) kita lewati sebanyak bilangan ramadhan yang sudah kita alami. Setiap tahun lebaran datang menjenguk kita membawa kisah suka dan duka. Kenanglah lebaran-lebaran yang lalu. Setiap kali lebaran datang, ada saja diantara sanak-saudara, karib-kerabat, orang tua, sahabat kita yang tidak berlebaran bersama kita. Mereka tidak ikut mempersiapkan Idul Fitri. Mereka tidak ikut menggemakan takbir. Tidak dapat kita lihat wajah mereka yang ceria. Tidak bisa kita ulurkan tangan memohon maaf kepada mereka. Tidak sanggup kita bahagiakan mereka. Mereka sudah mendahului kita. Mereka telah lebih dulu "MUDIK" ke kampung yang abadi.

Setiap hari kita bekerja keras untuk bekal mudik beberapa hari ke kampung halaman kita. Tidak pernah terpikir bahwa kita harus berusaha keras untuk bekal mudik ke tempat asal kita. Bukan untuk beberapa hari, tapi untuk perjalanan jauh dan panjang.

Pada waktu mudik ke kampung halaman kita, akan tampak kerabat yang sangat dirindukan menyambut kita dengan wajah yang ceria. Bahkan ada pula kerabat yang menjemput kita di terminal.

Pada waktu "mudik" yang sebenarnya nanti, siapa yang akan menjemput kita dan menemani kita sejak alam kubur sampai ke hadapan Allah SWT nanti ???? yang mana yang akan menyertai kita : Orang yang berwajah indah dan menentramkan (amalan shaleh) atau orang yang bermuka buruk dan menakutkan (amalan buruk).

Sambil mengenang saudara-saudara kita yang sudah mendahului kita, marilah kita renungkan bekal mudik kita nanti. Satu bulan penuh kita mengisi siang dan malam untuk beribadah dan amal shaleh telah lewat. Padahal perjalanan kita sangat jauh dan bekal kita masih sangat sedikit. Mari kita mohon kepada Allah SWT agar kita tidak menghancurkan saum dan ibadah di bulan Ramadhan dengan melalaikan perintah Allah di bulan-bulan yang lain. Mohon ampun kepada Allah agar kita betul-betul kembali kemudikpada fitrah kesucian kita,Amin Allahumma amin.


HENDAK KEMANA?!

Di dalam Al-Qur'an
ada pertanyaan, pendek sekali,
Fa aina tadzhabun, kalian
ini mau berangkat kemana ?
Allah bertanya kepada kita semua.
Quo Vadis, where are you going ?
" Maka kemanakah kamu akan pergi "
(QS. Al-Takwir: 26)
Pertanyaan Allah di dalam
Al-Qur'an dijawab oleh Ibrahim
dengan kata-kata yang bagus.
Ibrahim berkata,
Inni dzahibun ila rabbi sayahdin :
Aku sedang pergi manuju Tuhan ku,
pastilah ia memberikan
petunjuk kepadaku
(QS.Al-Shaffat : 99)